Judul praktikum : Donat fermentasi
Tujuan
praktikum :
Untuk mengetahui bagaimana pembuatan donat dengan menggunakan mikroorganisme dari Saccharomyces sp
A.
Dasar
teori
Kualitas roti secara umum disebabkan
karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan
baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar
maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan
mutu produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi
yang digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi
adanya variasi selera dan daya beli konsumen (Desrosier,
1987).
Saccharomyces cereviciae yang
penting dalam pembuatan roti memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa
secara cepat (lean dough yeast), memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough
yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki
kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam adonan sangat berguna
untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses peragian terhadap gula,
memberi aroma (alkohol) (Dwijoseputro, 1990).
Tepung merupakan bahan baku utama
roti. Tepung yang biasa digunakan untuk roti adalah tepung gandum, jagung,
havermouth, dan sebagainya. Untuk roti yang memerlukan pemuaian, lebih baik
digunakan tepung gandum, karena beberapa jenis protein yang terdapat pada
gandum jika dicampur dengan air akan menghasilkan glutein. Glutein inilah yang
dapat membuat roti mengembang selama proses pembuatan. Jaringan sel-sel ini
juga cukup kuat untuk menahan gas yang dibuat oleh ragi sehingga adonan tidak
mengempis kembali, yang harus dipertimbangkan adalah terutama kadar protein
tepung terigu dan kadar abunya. Kadar protein mempunyai korelasi yang erat
dengan kadar glutein, sedangkan kadar abu erat hubungannya dengan tingkat dan
kualitas adonan (Roberts, 1989).
Air berfungsi sebagai media glutein
dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk sifat kenyal glutein. Air yang
digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9. Makin tinggi pH air maka roti yang
dihasilkan baik karena absorbsi air meningkat dengan meningkatnya pH. Selain
pH, air yang digunakan harus air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum,
diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air yang digunakan
dalam industri makanan pada umumnya harus memenuhi persyaratan tidak berwarna,
tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa dan tidak menggangu kesehatan.
Apabila air yang digunakan tidak memenuhi persyaratan dalam pembentukan pati
atau tepung maka dapat meningkatkan kadar abunya sehingga mutu pati menurun
(Gumbiro, 1987).
Pembuatan roti, ragi/yeast
dibutuhkan agar adonan bisa mengembang. Ragi/yeast biasanya ditambahkan setelah
tepung terigu ditambah air lalu diaduk-aduk merata, setelah itu selanjutnya
adonan dibiarkan beberapa waktu. Ragi/yeast sendiri sebetulnya mikroorganisme,
suatu mahluk hidup berukuran kecil, biasanya dari jenis Saccharomyces
cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air yang cukup
dan adanya makanan bagi ragi/yeast, khususnya gula, maka yeast akan tumbuh
dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma. Gas
karbondioksida yang terbentuk kemudian ditahan oleh adonan sehingga adonan
menjadi mengembang (Rukmana, 2001).
B.
Alat
dan bahan
Alat
|
Bahan
|
Baskom
|
Air hangat
|
Kain Lap
|
Minyak
|
Kompor
|
Ragi Saccharomyces
sp
|
Timbangan
|
4 telur ayam
|
Jam tangan
|
Ubi jalar
|
Piring
|
gula
|
Glas plastic
|
Minyak tanah
|
katel
|
Kentang
|
Kertas label
|
|
Serok
|
|
Alasan
|
|
Penggaris
|
|
C.
Langkah
kerja
Membuat ukuran di gelas plastik
bekas. Memberi label nama:
A= 90% terigu : 10% kentang
B= 75% terigu : 25% kentang
C= 90% terigu : 10% umbi Jalar
D= 75% terigu : 25% umbi Jalar
|
Cara Kerja
Memasukkan setiap hasil timbangan ke dalam
masing-masing baskom dan satu butir telur ayam, kemudian mengaduk
bahan-bahan sebagai adonan sampai merata dan kalis (tidak lengket)
A= 90% terigu : 10% kentang
B= 75% terigu : 25% kentang
C= 90% terigu : 10% umbi Jalar
D= 75% terigu : 25% umbi Jalar
|
Apabila
adonan belum kalis (bila di perlukan) dapat memasukkan air hangat sedikit
demi sedikit ke dalam adonan kemudian aduk kembali sampai katalis
(gunakanlah plastik)
|
Menutup
sisa adonan dalam baskom dengan serbet untuk dibiarkan mengembang.
Membentuk adonan menjadi donat. Ukurlah diameter, mengamati warna, tekstur
donat sebelum digoreng.
|
Menggoreng
dengan minyak panas dan api kecil sampai matang (kuning kecoklatan).
Amatilah perubahan diameter, warna, tekstur dan rasa. Buatlah dalam bentuk
tabel 2.
|
Menggoreng
dengan minyak panas dan api kecil sampai matang (kuning kecoklatan).
Amatilah perubahan diameter, warna, tekstur dan rasa. Buatlah dalam bentuk
tabel 2.
|
Memasukkan
setiap adonan ke masing-masing gelas plastik yang telah di persiapkan
sebelumnya. Adonan yang dimaskukkan dimulai pada batas 0 cm3 dengan
menggunakan sendok. Menutupnya dengan serbet.
|
Mencatat
pertambahan volume adonan setiap 5 menit selama 30 menit pada tabel 1
selanjutnya membuat grafik
|
Memberi label (A,B,C,D) pada setiap baskom.
Menghaluskan kentang kukus dengan penumbuk
Menimbang : tepung terigu dan kentang kukus
halus sesuai perbandingan (jumlah massa total 300 gram), gula halus
secukupnya dan ragi secukupnya (sesuai hasil perhitungan)
|
D.
Hasil
pengamatan
E.
TABEL
1
Waktu
(menit)
|
Volume (cm)
|
A
|
B
|
C
|
D
|
(Kel. 1)
|
(Kel. 5)
|
(Kel. 2)
|
(Kel. 6)
|
(Kel. 3)
|
(Kel. 7)
|
(Kel. 4)
|
(Kel. 8)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0,2
|
0,5
|
0
|
0,1
|
0,4
|
0,3
|
10
|
0,1
|
0,1
|
0,3
|
0,7
|
0,1
|
0,4
|
0,5
|
0,5
|
15
|
0,2
|
0,2
|
0,4
|
0,8
|
0,2
|
0,6
|
0,7
|
0,7
|
20
|
0,4
|
0,2
|
0,5
|
0,9
|
0,4
|
0,6
|
0,9
|
1
|
25
|
0,5
|
0,2
|
0,5
|
1
|
0,5
|
0,7
|
1,1
|
1,3
|
30
|
0,6
|
0,2
|
0,5
|
1,1
|
0,6
|
0,7
|
1,4
|
1,6
|
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
|
Grafik
TABEL 2.
Kelompok
|
Karakteristik
|
Sebelum Digoreng
|
Setelah Digoreng
|
A
(Kel. 1)
|
Diameter
|
4,0 cm
|
5,0 cm
|
Tinggi
|
1,1 cm
|
2,5 cm
|
Warna
|
Kuning pucat
|
Kuning kecoklatan
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
Kenyal
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
A
(Kel. 5)
|
Diameter
|
4,0 cm
|
5,0 cm
|
Tinggi
|
1,5 cm
|
2,5 cm
|
Warna
|
Kuning pucat
|
Kuning kecoklatan
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
Kenyal
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
B
(Kel. 2)
|
Diameter
|
3.4 cm
|
4 cm
|
Tinggi
|
1.4 cm
|
1.5 cm
|
Warna
|
Krem
|
Kuning kecoklatan
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
Kenyal
|
Empuk & lembut
|
Foto
|
|
|
B
(Kel. 6)
|
Diameter
|
4 cm
|
4,5 cm
|
Tinggi
|
1,7 cm
|
2,5 cm
|
Warna
|
Putih kekuningan
|
Coklat muda
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
-
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
C
(Kel. 3)
|
Diameter
|
4 cm
|
4,1
|
Tinggi
|
1,2 cm
|
2,2
|
Warna
|
Kuning
|
Keemasan
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
Lembut
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
C
(Kel. 7)
|
Diameter
|
4,0 cm
|
5,0 cm
|
Tinggi
|
1,5 cm
|
3,0 cm
|
Warna
|
Kuning pucat
|
Kuning kecoklatan
|
Rasa
|
-
|
Sedikit manis
|
Tekstur
|
-
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
D
(Kel. 4)
|
Diameter
|
2,0 cm
|
5,0 cm
|
Tinggi
|
1,0 cm
|
1,8 cm
|
Warna
|
Putih kuning
|
Kuning keemasan
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
Lembut
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
D
(Kel. 8)
|
Diameter
|
2,5 cm
|
4,0 cm
|
Tinggi
|
0,5 cm
|
2,0 cm
|
Warna
|
Putih kekuningan
|
Kuning keemasan
|
Rasa
|
-
|
Manis
|
Tekstur
|
Lembut
|
Lembut
|
Foto
|
|
|
Keterangan bahan dasar yang digunakan:
A: 180 gr terigu, 70 gr gula halus, 1.9 gr ragi, 20 gr
kentang
B: 150 gr terigu, 70 gr gula halus, 1.6 gr ragi, 50 gr
kentang
C: 180 gr terigu, 70 gr gula halus, 1.9 gr ragi, 20 gr ubi
jalar
D: 150 gr terigu, 70 gr gula halus, 1.6 gr ragi, 50 gr ubi
jalar
F.
Pertanyaan
dan jawaban
1. Apa fungsi tepung terigu ?
Jawaban
: Sebagai
pembentukan adonan roti, karena sifatnya yang plastis dan elastis
2. Apa fungsi gula?
Jawaban Sebagai makanan ragi, memberi rasa manis, mengatur
fermentasi, memperpanjang umur roti, menambah kandungan gizi dan membuat
tekstur roti menjadi lebih empuk.
3. Apa fungsi air hangat dalam pembuatan adonan ?
Jawaban : Sebagai penyebab terbentuknya gluten
serta pengontrol kepadatan dan suhu adonan, pelarut garam dan gula.
4. Bagaimana proses fermentasi oleh ragi ?
Jawaban : Pembuatan roti merupakan
bentuk lain dari pemanfaatan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur ragi (Saccharomyces
sp). dalam proses fermentasi. Saccharomyces sp merubah karbohidrat
menjadi karbondiokasida dan alkohol, Saccharomyces sp juga dapat
memfermentasikan maltosa secara cepat
5. Mengapa adonan harus di tutup dengan serbet?
Jawaban : Supaya
keadaan donat yang d fermentasi lembab, karena adonan donat yang sudah d beri
ragi cenderung panas dan juga supaya tidak terkontaminasi oleh bakteri
6. Apa yang terjadi setelah adonan di beri ragi?
Jawaban :
Adonan setelah di beri ragi volume adoan akan mengembang itu adalah proses
fermentasi , dan juga Untuk meringankan adonan, membangkitkan
aroma dan rasa, memperlunak adonan
dan pengembang roti.
7. Berdasarkan grafik yang kamu buat perbandingan bahan
dasar manakah (A, B, C, atau D.) yang mengalami pertambahan volume? Berikan
alasannya
Jawaban : D, Bahan
yang di gunakan sesuai takaran ragi yang di guanakan takrannya pas dalam
takaran 1,6. Dan teksturnya tidak terlalu lembek.
8. Dari hasil pengamatan diameter dan kualitas donat
(warna, tekstur, dan rasa)
a. Bagaimana perubahan diameter dan kualitas donat warna, tekstur, dan rasa?
Jawaban : Diameter
berubah awalnya ukuran kecil menjadi besar, untuk warna dari kuning berubah
menjadi kuning keemasan, tekstur ada yang lembut dan ada yang empuk, untuk rasa
manis karena adanya pemberian gula.
b. Apakah arti perubahan tersebut ?
Jawaban :
perubahan tersebut terjadi karena adanya proses fermentasi jika terjadi
perubahan yang positif meneandakan proses pembuatan donat berhasil
c. Adakah perubahan lain yang dapat kamu amati? Jelaskan!
Jawaban :
Tidak ada. Selain warna, tekstur dan rasa
d. Menurutmu perlakuan donat manakah yang terbaik?
Jelaskan?
Jawaban : Kel
D (8) di liihat dari grafik
9. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan ini?
Jawaban : Lamaya
mengaduk adonan harus teliti sehingga adonan yang di proses akan baik dan
menghasilkan donat yang bercita rasa yang manis, tekstur yang empuk dan lembut
dan berdiameter yang cukup segnifikan.
10. Kesulitan atau kendala apa yang kamu hadapi dalam
percobaan ini ?
Jawaban : ketika
pengadukan harus lama dan ketika pemberian air harus sedikit demi sedikit supya
air yang di gunakan merata pada adonan dan tidak membuat donat menjadi lembek.
11. Saran apa yang dapat kamu berikan untuk percobaan
–percobaan berikutnya?
Jawaban : kompor
dan peralatan untuk mengoreng minimal ada 2
dan pengukusan untuk umbi dan kentang di lakukan di rumah agar tidak
terlalu lama menunggu.
G.
Pembahasan
Pada peraktikum kali ini kita melakukan
percobaan membuat donat dengan cara
fermentasi, dengan tujuan agar mengetahui bagaimana cara pembuatan donat dengan
cara fermentasi dengan menggunakan ragi instan
(fermifan) Saccharomyces sp untuk pembuatan roti.
Proses fermentasi roti dilakukan untuk
menghasilkan potongan roti yang porus dan tekstur yang lembut. Metode ini
didasarkan pada terbentuknya gas akibat proses fermentasi sangat penting karena
gas yang dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas
ke dalam adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke
dalam adonan akan menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar dari adonan,
sementara terjadi proses gelatinisasi pati sehinga terbentuk struktur seperti
busa.
Selain hal tersebut, terbentunya alkohol dari
proses fermentasi juga dapat meberikan aroma khas pada adonan. Dengan demikian
pemberian Saccharomyces sp dalam pembuatan roti selain berperan dalam
mengembangkan adonan juga dapat menambah aroma, sehingga meningkatkan cita rasa
konsumen.
Selama proses fermentasi selain dihasilkan
gas CO2 juga dihasilkan asam – asam organik yang menyebabkan penurunan pH
adonan. Karena tingginya kapasitas penyangga protein di dalam adonan, maka
tingkat keasaman dapat ditentukan dengan menentukan total asam adonan. Dengan
demikian pengukuran pH mutlak diperlukan dalam pengendalian proses.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan yang
cukup berhasil untuk diameter adalah kelompok D (8) dari untuk rasa hamper
semuanya berhasil dalam rasa semuanya manis, untuk tekstur semua kelompok
teksturnya lembut namun untuk kel B (6)
teksturnya empuk dan lembut untuk tekstur yang di dapat mungkin karena pada
saat pengadonan lebih lama di aduk
Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan
dengan aktifitas enzim yang terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi
adalah invertase, maltase dan zymase. Gula pasir atau sukrosa tidak
difermentasi langsung oleh ragi.
a.
Invertase mengubah sukrosa
menjadi invert sugar (glukosa dan fruktosa) yang difermentasi langsung oleh
ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah menjadi glukosa pada tahap mixing.
b.
Maltase mengubah matl sugar
atau maltosa yang ada pada malt syrup menjadi dekstrosa. Dekstrosa difermentasi
secara langsung oleh ragi.
H. Zymase mengubah invert sugar dan dekstrosa menjadi gas karbondioksida
yang akan menyebabkan adonan mengembang dan terbentuk alkohol. Enzim zymase
merupakan biokatalis yang digunakan dalam proses pembuatan roti. Daftar
pustaka
Campbell, 1987 Bioligi Jilid 2 nn
Erlangga. Jakrta
Desrosier, N.W. 1987.Teknologi Pengawetan Pangan. UI Press.
Jakarta.
Dwijoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan.
Malang.
Gumbiro, Said. 1987. Bio Industri Penerapan Teknologi
Fermentasi. Jakarta. Mediyatama Sarana Perkasa.
Roberts, Haris dan Endel, Karmas. 1989. Evaluasi Gizi
Pada Pengolahan Pangan. ITB. Bandung.
Rukmana dan Yuniarsih. 2001. Cara Pembuata Roti . Kanisius.
Yogyakarta.
Tim dosen 2014 Panduan
praktikum Bioteknologi UIN SGD BDG. Bandung